Kamis, 30 Juni 2011

Do You Want Me to Paint the Plastic to be Green?

Satu atau dua dekade belakangan ini yang namanya "Go Green" lagi nge-trend, ya kita harap saja itu bukan aksi yang didasari keinginan secara impulsif. Salah satu falsafah yang paling umum digunakan adalah konsep 3R. Yaitu reduce, reuse dan juga recycle. Reduce sendiri dalam konteks ini berarti mengurangi penggunaan. Apabila memang sumber daya kita terbatas, salah satu cara terbaik untuk menghematnya adalah dengan mengurangi pemakaian. Ya sangat make sense sih, tidak jauh beda konsepnya dengan menabung pendapatan untuk disimpan di kemudian hari. Konsep berikutnya adalah Reuse yang berarti menggunakan benda tersebut lebih dari sekali. Misalnya apabila sudah selesai menonton televisi, televisinya jangan dibuang. Oke, contoh kali ini irrelevant tapi saya harap anda mengerti (sayangnya uang tidak bisa di re-use, bisa sih kalau habis bayar makanan uangnya kita ambil lagi). Terakhir recycle, mendaur ulang suatu barang yang sudah dipakai untuk dijadikan produk lainnya untuk mengurangi peluang terbuangnya material yang masih bisa diselamatkan kira-kira (wikipedia Bahasa Inggri dengan terjemahan super ngaco). Pertanyaannya sekarang adalah, sebatas apakah konsep ini bisa diterapkan pada kehidupan kita?

Sudah cukup kita berbasa-basi dalam satu paragraf introduction di atas. Saya mau mengajak anda untuk berpikir dengan konsep tersebut pada hal-hal yang immaterial. Tidak, kita tidak akan membahas bagaimana cara mendaur ulang malaikat ataupun setan untuk kepentingan pribadi kita. Saya akan membahas mengenai kebiasaan manusia yang sangat manusia-sentris. Anda pikir tidak apa-apa menyembelih seekor sapi untuk menjadi makanan anda (saya juga berpikir begitu ngomong-ngomong), sedangkan anda akan menangis tersedu-sedu apabila anda kehilangan orang yang penting bagi anda. Selama ini kita tidak pernah memikirkan perasaan entitas lain selain manusia (ini generalisasi, dan tampaknya orang-orang yang religius memikirkan perasaan tuhannya), dan apabila anda membayangkan diri anda sebagai anak sapi yang ayahnya disembelih di depan mata kepalanya sendiri seharusnya anda sedikit lebih berempati terhadap setiap beef steak baik sekedar sirloin lokal ataupun wagyu grade 9. Sekarang kita paham, betapa manusia menghargai pentingnya hubungan antar sesama manusia sekalipun dia orang super jahat yang ingin menguasai dunia(tidak dapat dipungkiri bahwa dia sangat mem-value yang namanya manusia).

Kembali kepada konsep "Go Green", kita akan coba menggunakan satu-persatu istilah yang sudah disebutkan di depan dalam konteks hubungan antar manusia. Pertama-tama, hubungan manusia tidak ter-quantify, saya rasa konsep reduce jadi tidak relevan dengan topik ini. Hubungan manusia tidak mula-mula ada, apabila kita mengurangi interaksi kita dengan orang lain maka hubungan itu tidak akan bertambah. Satu hal yang menarik dengan hubungan manusia ialah saat kita "menggunakan"nya, secara umum hubungan tersebut makin lama makin besar. Kecuali ada konflik, maka analisis kita cukup berhenti sampai di sana. Berikutnya, reuse. Apakah hubungan antar manusia apabila sudah soak bisa digunakan lagi? Tentu saja bisa, masalah seberapa buruk hubungannya sudah bukan jadi topik dalam pembicaraan ini. Mungkin dua orang pernah berteman untuk sekian lama, lalu bertengkar, lalu mereka berbaikan, lalu mereka berteman lagi, begitu seterusnya. Walaupun tentunya di masing-masing tersimpan catatan akan satu-sama lain yang terus terakumulasi. Hasilnya? Hubungan tidak akan pernah sama. Yang terakhir, tentang recycle. Pada saat relasi sudah tidak bisa digunakan, bisa saja mereka berubah menjadi wujud yang lain. Misalnya, teman sejawat yang berubah menjadi atasan bawahan. Atau sepasang kekasih yang menjadi bukan kekasih. Atau sekedar supir taksi sepanjang perjalanan yang berubah menjadi supir taksi orang lain di perjalanan yang lain. Atau ternyata semua hubungan itu conditional? Setelah dipikir-pikir hubungan antar manusia seperti plastik ya, artificial dan susah di-recycle.

Terinspirasi dari Fake Plastic Trees.

Sabtu, 25 Juni 2011

Tidak Terasa Ya..

Kayaknya sudah memasuki tahun ketiga ngeblog, dan kalau lihat postingan-postingan lama saya rasanya sudah lama sekali. Apa iya dua tahun terasa begitu lama? Kalau begitu sisa 9 tahun saya di Singapura juga lama dong? Kata seorang senior sih bukan masalah berapa lama waktu saya di Singapura. Tetapi bagaimana cara saya mengisi waktu-waktu tersebut. Kalau begitu, dua tahun ini apa saja yang telah saya lakukan?

Tahun 2009
1. Mulai menulis blog sebagai tempat menulis, benar-benar cuma itu.
2. Bisa mengikuti OSN Fisika yang sudah lama saya idam-idamkan sebelumnya.
3. Bisa mengikuti bimbingan belajar paling super dengan instruktur yang lebih super lagi yang bisa dibilang cukup merubah hidup.
4. Mengikuti beberapa kompetisi dengan hasil yang lumayan.
5. Melihat teman-teman yang semakin hari semakin bekerja keras demi mencapai cita-citanya. Seriously, saat kelas XI semester 2 dan seterusnya mereka semua benar-benar bekerja keras.
6. Mengikuti pelatihan nasional tim olimpiade fisika Indonesia, bertemu orang-orang menarik dimana saya belajar banyak dari mereka.
7. Mengalami klimaks-klimaks dari kegiatan berorganisasi saya, baik di MESIS, ROHIS, maupun LKS secara keseluruhan.
8. Mengikuti Idul Adha terakhir saya sebagai siswa SMA Negeri 8 Jakarta. Idul Adha di SMA Negeri 8 Jakarta benar-benar berperan penting bagi saya karena bisa bertemu orang yang sangat menginspirasi.
9. Berbahagia dengan kelulusan senior-senior yang telah berperan banyak selama hidup ber-SMA, saya selalu sentimental dengan yang namanya kelulusan.
10. Di sisi lain juga saya lebih mengakrabkan diri (SKSD) dengan adik kelas yang super menarik.
11. Panggilan tes dari NTU juga menarik deng, tapi kurang bisa dielaborasi :p

Dua ribu sembilan mungkin cukup itu? Kita lanjut dengan 2010, seharusnya lebih banyak cerita menarik di sini.
1. Akhir-akhir kiasu menjelang tes NTU, rasanya luar biasa. Rasanya tidak pernah mengeluarkan usaha dan kerja keras lebih dari itu sebelumnya bersama teman-teman.
2. Penerimaan universitas dan beasiswa, salah satu momen paling mendebarkan jiwa seumur hidup (selain berita kelulusan OSN).
3. Akhir-akhir kelas tiga yang sangat dirindukan, kehidupan sekolah akhir-akhir tampaknya kita baru bisa menghargai apa yang namanya sekolah menengah atas deh.
4. Masih tentang nomer tiga, jadi sangat akrab dengan kelas, sering jalan-jalan, baik itu nonton, karaoke, makan atau apapun juga.
5. Menyelesaikan urusan yang tertunda dari beberapa tahun sebelumnya (kalau anda kenal saya cukup baik harusnya sih tahu), well ternyata sampai sekarang belum selesai. Atau ibaratnya kalau cerita di visual novel alternate ending bagi saya.
6. Bertemu SANGAT banyak teman-teman baru, dan berkumpul dengan teman-teman yang itu-itu saja. Tidak mudah mencari teman akrab yang berbeda kebangsaan dengan kita, bukannya mau eksklusif juga sih.
7. I'tikaf pertama kali, ternyata seru juga.
8. Puasa di luar negeri yang muslimnya minoritas= tidak makan+tidak minum+menahan hawa nafsu lainnya (iyalah ya) - suasana ramadhan. Jadi merasa selama ini makhluk yang lemah, indeed.
9. Paham betul apa arti kiasu, artinya adalah tidak tidur dengan baik demi seonggok GPA (tidak sukses menemukan kata yang lebih baik dari seonggok)
10. GPA pertama!! Kurang memuaskan hasilnya, tapi okelah.
11. Rasanya lebih banyak daripada yang tertulis di atas, tapi saya agak-agak kurang ingat cerita yang menarik.

Kalau dilihat-lihat, secara umum tulisan mengenai flashback kehidupan saya hanya bercerita self pride akan kesuksesan. Kalau anda menaggapinya begitu, boleh saya bilang itu salah besar. Banyak juga hal-hal buruk yang terjadi pada saya, maupun saya lakukan. Kalau di list pastinya lebih banyak daripada kebaikan yang bahkan saya kehabisa ide untuk menuliskannya. Tapi saya juga kurang "sreg" apabila ada orang yang terinspirasi dengan keburukan yang saya tuliskan di dalamnya. Oh, by the way sangat by the way, tulisan saya makin tidak menarik dari hari ke hari. Dan juga makin realistis, rasanya saya yang dulu lebih bombastis. Ngomong-ngomong lagi, saya menemukan post di mana cita-cita saya jadi materials engineer, failure analyst, atau marine biologist. Entah cita-cita mana yang lebih baik.

Untuk tahun 2011, masih ada setengah tahun untuk dijalani. Semoga bisa diisi dengan hal-hal yang lebih baik. "Tunas 2010, tumbuh berkembang, menuju bulan"

Salam cliche, (kalau kata 7icon, "GAK GAK GAK KUAT")

arutaki

Selasa, 21 Juni 2011

Romato

Do you know what it tomato? Yes, in this era of globalization the existence of tomato is a common knowledge, unlike when it was 300 years ago. Tomato is originated from south america, and probably was being spread to the world during the era of Spain and Portuguese colonialism. During that time, crops was a quite huge commodity and thanks to that now we know what tomato is.
Tomato is famous because of several things. Firstly, it's physical appearance is unique. It has a distinctive somewhat-reddish orange color and almost round shape with a nice green cut stem on top of it. Since no other creature resembles the same shape, or at least we do not know, it became famous for it. Secondly, its lacking real identity. What do we say by identity is whether it is a fruit or a vegetable. Since it is produced from a flower, it is supposed to be a fruit but people do not really sees tomatoes as a fruit. Somehow you do not treat them as fruit, e.g : you cook them like they are a veggies, you rarely eat them as it's original form (depends on your culture though), and also you never peel them before you eat. Lastly, it is highly nutritious. It has one of the best antioxidants, especially the cooked one (don't forget vitamin C). Since this is not a story about antioxidants I would not go into very deep into it (to be honest, I am not going into it at all). All I need that, you believe the fact that tomatoes are highly nutritious so that all my three reasons about tomatoes are right. Well, there are actually many more reasons why tomatoes are famous. Regardless of the correctness of the article, tomatoes are indeed famous.

Selasa, 14 Juni 2011

It is Not Easy Dude!

Akhir-akhir ini hidup terasa tidak mudah, well ini memang bukan balada kehidupan siswa taman kanak-kanak (bukan juga balada kera dufan). Masa ya, kemarin malam tidur jam 9 malam, terbangun jam 5 pagi dan berhasil melakukan segala macam hal diantaranya, kegiatan ibadah pagi hari wajib dan sunnah dengan tepat waktu, lari pagi (wow), sarapan di kamar (lebih wow) bahkan sempat-sempatnya push up (ini ga penting). Tiba-tiba jam 8 pagi mengantuk, lalu tidurlah saya sampai jam 9 pagi. Setelah itu merasa bangun pagi tidak ada gunanya (KENAPAAA!!!?)
Paragraf di atas merupakan contoh nyata bahwa hidup ini tidak mudah, contoh lainnya adalah fakta bahwa kerjaan di lab makin hari makin menarik tapi juga makin abstrak. Rasanya ingin mengikutinya dengan baik apa daya nalar tak sampai. Mau tahu yang lebih menarik lagi? Di saat saya sedang berusaha menuntut ilmu, mengejar cita-cita dan rela meninggalkan cinta (kuotasi dari film 3 Doa 3 Cinta yang ditonton hampir 3 tahun lalu), teman-teman seperjuangan saya di NTU yang sedang berlibur dan berdomisili Jakarta-Bandung akan berjalan-jalan bersama ke DuFan *Bukan Dunia Fana*. Kejam bukan? Untunglah saya bukan penikmat theme park sejati, oh bahkan saya tidak pernah menaiki wahana yang bikin jantung terpacu.

Setelah dipikir-pikir, karena saya tidak begitu suka dufan rasanya memang tidak kenapa-kenapa (terus kenapa curhat?). Things are not meant to be taken for granted, they are there to be appreciated. Banyak hal yang bisa dinikmati sebenarnya, kenyataan bahwa kita masih hidup, masih beriman, masih berakal sehat dan lain sebagainya. Kenapa saya protes kalau begitu? Tidak tahu, semua hanya lolongan hati(mungkin terdengar mirip ououo ooo nya ke$ha di lagu Tik Tok). Sampai jumpa dan semoga tetap sehat.

Kamis, 09 Juni 2011

Results

Mungkin kalau ada yang melihat tulisan kemarin lalu menghilang itu saya hapus karena absurdnya maksimum, saya rasa hanya akan menyusahkan pembaca. Ngomong-ngomong, hari ini sudah muncul nilai pelajaran semester kemarin. Rasanya luar biasa. Sebenarnya tidak sebagus itu juga sih, tapi berhubung meningkat secara lumayan signifikan rasanya sangat cukup disyukuri. Results tidak hanya datang dari nilai, pendaftaran asrama juga. Saya mudah-mudahan dapat first round. Ternyata memang terlalu banyak hal untuk disyukuri, inipun baru yang kita sadari.

Berikutnya, akhir-akhir ini sudah lebih santai dalam menyikapi issue-issue yang kurang mengenakkan secara personal. Apakah ini berarti peningkatan level saya sebagai manusia ? *youwish..* Terlalu banyak aspek dari diri sendiri yang rasanya ingin saya improve atau mungkin bahkan repair. Untuk yang satu itu, tunggu saja resultnya. Saya harap, lain kali kita bertemu saya bisa lebih memberikan manfaat kepada pembaca.