Sabtu, 19 Juni 2010

(Asumsikan) Pembicaraan di bawah ini tidak pernah terjadi (Tapi tampaknya memang tidak pernah), ya hanya sekedar untuk pembelajaran

Suatu hari setan datang mengadu kepada Tuhan
"Ya Tuhan, aku ingin mengeluh tentang ciptaan-Mu"
"Apakah itu mengenai manusia?"
"Betul sekali Tuhanku"
"Terangkanlah pada-Ku sekarang"
"Aku merasa risih, setiap kali mereka melakukan kejahatan,
pasti mereka berkata, "Ini semua karena godaan setan""
"Oh, baguslah kalau begitu"
"Memangnya kenapa ya Tuhanku?"
"Daripada setiap kali manusia mendapatkan kesialan,
mereka selalu berkata "Ini memang takdir Tuhan""
-Fin-

Ditinjau dari beberapa aspek cerita ini memang tidak logis dan tampaknya memang tidak pernah terjadi. Bayangkan, mengapa setan harus repot=repot curhat kepada Tuhan? Atau mengapa Tuhan harus mengeluh juga? Sebenarnya kalau dipikir-pikir cerita di atas hanyalah sekedar personifikasi sifat manusia, yang suka menyalahkan dan selalu mengeluh.

Sama sekali bukan tulisan religius, tapi pernahkah kita belajar dari hal-hal seperti ini? Tuhan dan setan sama-sama punya peran dalam hidup manusia (tentu saja Tuhan dalam dimensi yang lebih kompleks, atau mungkin sederhana?). Mari kita masuk satu-persatu dalam cerita ini. Setan, selalu dijelaskan sebagai makhluk yang selalu mengajak manusia menuju kepada kejahatan, tapi di samping itu bukankah setan hanya sebagai perujuk? Pada akhirnya manusia kan sebagai eksekutor? Adalah sebuah pilihan untuk manusia mau mendengarkan atau tidak kan? Mungkin saja kejahatan tersebut datangnya murni dari manusia. Ya intinya jadilah manusia yang selalu belajar dan bercermin terhadap diri sendiri (bukan narsis tentunya). Sementara untuk Tuhan dalam cerita ini, ya.. agak malas saya tulis sih karena menjelaskannya repotnya tidak ketulungan (bahasa apa itu -__-). Ya marilah kita bersyukur akan apapun yang kita punyai ataupun yang tidak kita punyai, entah anda yang membaca percaya tuhan atau tidak tapi saya rasa bersyukur merupakan hal yang sangat baik. Dan jangan seenaknya menyalahkan keadaan (atau Tuhan) kejadian terjadi kan tidak lepas dari tangan manusia juga.
"Man propose, God dispose"
-Kuroko no Basket-

"Hidup ini bagaikan menebalkan alis. Kan sudah ada jalurnya, tinggal ditebalkan dengan pensi alis"
-Kak Silvi BTA-

Kembali lagi ke tulisan serius dan absurd khas saya tampaknya, ya mau bagaimana lagi (kalau kata duellist di Jakarta). Have a good day!

p.s. : ditulis di kaki gunung alpen (pamer)

7 komentar:

  1. Ditunggu oleh2nya ya pak hihihi

    BalasHapus
  2. walah gue agak2 tertampar dgn tulisan ini, untuk masalah bersyukur

    anyway it's nice! terpaut dengan percakapan setan dgn tuhan itu gue suka banget

    BalasHapus
  3. tengkyu pembaca setiaku.. gw dapet ilham ini entah darimana..

    BalasHapus
  4. Dimana nigh? Interlaken? Cokelat lho ya ditunggu

    BalasHapus
  5. Insyallah 60 tahunan lagi di surga. Tobat dulu

    BalasHapus