Kamis, 01 April 2010

Some Religious Yet Not Superstitious Talk

It has been a long time since the last time I wrote a not-so-fail writing. Why Religious and Superstitious? It is actually nothing, it is just a dialog in one of my favorite manga that one of the character said that he hates religious and superstitious things. But the thing I do want to write is about religious things. Ah ya, karena langsung malas pakai bahasa inggris tiba-tiba maka pakai bahasa indonesia saja (FAIL). Oh ya karena saya adalah seorang muslim jadi ya saya bercerita dalam konteks yang saya mengerti saja, saya juga kurang paham tentang agama lain.

Saya menulis hal seperti ini bukanya tanpa sebab, melainkan karena pengalaman saya tadi pagi. Jadi baik ceritanya maupun faktanya, selama dua tahun pertama bersekolah di sekolah menengah atas saya mendapati bahwa pelajaran agama islam adalah pelajaran yang sangat menarik untuk dipelajari dikarenakan adanya guru-guru menarik yang belum pernah saya temukan sepanjang delapan tahun saya bersekolah sebelum SMA. Saat kelas X, gurunya bisa dikatakan cukup unik. Dia punya pandangan yang cukup berbeda dari apa yang selama ini kami pahami, terlebih dia memberikan pemahaman-pemahaman baru yang menarik terhadap Al-Quran. Setiap minggu kami selalu menantikan kehadirannya di kelas-kelas. Saat beranjak ke kelas XI, yang muncul adalah guru yang terlihat tua walaupun memang sebenarnya tua yang juga sangat menarik. Dia benar-benar orang dengan pemahaman beragama yang holistik dan bisa dibilang sangat "lurus" (selain kebiasaan dia dalam merokok, walaupun kebanyakan orang dulu juga merokok). Dia membenarkan pemahaman-pemahaman kami yang salah dan membantu meningkatkan keimanan kami (agak berlebihan sih, tapi yasudah). Wawasannya sangat luas pada bidang yang dia geluti.

Oke, intinya tadi pagi saya mengikuti ujian praktik agama Islam. Ya begitulah, bukan itu yang mau saya ceritakan, tapi fakta bahwa saya bertemu dengan guru kelas XI saya yang baru saja saya sebutkan di paragraf sebelumnya membuat kesadaran saya untuk beragama lebih baik semakin kuat. Saya yakin, disamping hal-hal wajib yang istilahnya telah menjadi "syariah" bagi kita semua, pastilah ada perbedaan dalam cara kita beragama. Misalnya ada orang yang sangat baik hati dan selalu tersenyum, atau orang yang selalu bersemangat dan menginspirasi orang lain dan lain sebagainya. Menyenangkan bertemu dengan orang-orang semacam itu. Ah dan saya baru sadar kelemahan utama tulisan saya, terlalu banyak prolog dan bingung di isi maupun penutup. Adios sampai jumpa lagi, wassalamualaikum wr wb

Tidak ada komentar:

Posting Komentar