Selasa, 28 Agustus 2012

"That's A Great Choice Bro"

This post will mostly be written in Indonesian. Why is that so? Because there would be a great loss of information if the thing I want to write is being translated. For example, look at the title. It is an awful translation of saying "Pilihan yang Tepat Kak". The sentence could only be understood by someone who understands casual Indonesian and goes to certain fast-food pizzeria located around Jakarta (or probably other outlet outside Jakarta?). Without hesitation, I shall start my story in the paragraph below:

Oke, jadi suatu hari yang masih dalam suasana lebaran, saya dan ketiga teman saya (sebut saja Marzanno, Ibrahimovich, dan juga Adhinayakudu - baiklah, nama Adhinayakudu dibikin dengan sangat ngasal) berkumpul di rumah Adhinayakudu. Bingung ingin melakukan apa, akhirnya kami memutuskan untuk makan di luar. Masih bingung ingin makan apa, akhirnya saya teringat sebuah postingan menarik dari ngupingjakarta.blogspot.com yang berbunyi seperti di bawah:

Semua tepaaaat!

Pembeli #1: "Mbak, saya pesan pizza X ya."
Pelayan: (mengacungkan jempol) "Bagus! Pilihan yang tepat sekali, kakak!"
Pembeli #2: "Mbak... kalo saya pizza Y tepat juga gak?"

Restoran di Jakarta, didengar pelanggan lain yang kasihan melihat raut muka si pelayan.
Ya, saya rasa banyak dari kita yang sadar restoran apa ini. Dengan niat jahat (mungkin lebih tepat disebut usil), saya mengusulkan gerombolan kami untuk pergi ke sebuah restoran pizza ternama - sebut saja Pondok Pizza :IYKWIM: . Meluncurlah segera kami ke Pondok Pizza terdekat yang kami kira cukup sepi, di sekitar Matraman. Kenapa cari yang sepi? Kami mencari outlet yang sepi dengan harapan mbak-mbak penjaga akan melayani kami dengan antusias dan mengucapkan kalimat seperti dalam contoh diatas. Sayangnya gerai pizza tersebut terlihat kekurangan tenaga kerja, bahkan tidak ada pelayan yang menyambut kami begitu kami masuk. Bagaimana kami mengharapkan keluar kata-kata sakral apabila mereka terlihat begitu sibuk?

Lanjut, kami pun memutuskan untuk pergi ke gerai yang terdapat di sebuah mall ternama. Grand Indon (anggap mall ini disebut oleh manusia standar yang berasal dari Malay Peninsula). Sesampainya disana, sambutan dari pegawai terlihat cukup menjanjikan (mengucapkan selamat datang dengan setengah jongkok - tentu saja berlebihan). Saat kami sudah duduk, kami merencanakan untuk memesan sebuah pizza yang tidak enak, lalu mengganti pilihan tersebut dengan pizza yang lebih enak agar terjadi awkward moment dengan pegawai tersebut. Sayangnya begitu kami memesan pizza yang kurang enak, mas-mas tersebut tidak memberikan komentar bahwa pizza kami adalah pilihan yang tepatt :'(

Pesan moralnya, selalu ada gerai pizza yang lebih enak di tempat lain di luar sana. Karena rencana kami gagal, kami pun memesan menu semurah mungkin agar tidak terlihat begitu mencurigakan. Bahkan ada usaha membuat teh tarik (yang tentu saja gagal). Alhasil kami pergi ke gerai pizza lain yang masih dekat, lengkap dengan segala diskonnya harganya lebih murah dan jelas lebih enak. Memang kenyataan tidak selalu sesuai dengan mimpi.
Discovered by at

2 komentar:

  1. chop7 September 2012 pukul 21.28

    HEHEHE

    Semangat ya kakak; kalo berniatnya dari awal jelek nggak bakal kejadian lho! :'D Dunia ini kan selera humornya memang pilih kasih.

    BalasHapus
  2. Baim15 Oktober 2012 pukul 13.45

    That's A Great Choice Bro!

    BalasHapus

Langganan: Posting Komentar (Atom)