Rabu, 14 September 2011

Equilibria

People change! Tampaknya frase tersebut sudah digunakan di tulisan-tulisan tahun 90-an di Indonesia. Tapi fakta bahwa frase terebut tetap punya arti yang luar biasa penting tidak bisa dipungkiri lagi. Lagipula pada dasarnya semua hal berubah, manusia juga.

Mungkin selama ini kita terlalu banyak berinteraksi dengan diri kita sendiri, sampai-sampai kita lupa dengan bagaimana kita sendiri telah berubah. Cukup relatif memang perubahan yang terjadi berapa banyak, tergantung juga diambil acuan tahun berapa. Ya kalau acuannya dari umur lima tahun sampai lima belas tahun sih manusia berubahnya luar biasa tidak ketulungan, bentuknya berubah, mulai ngelawan orang tua, mulai males-malesan, dan lain sebagainya. Tentu saja tidak semua perubahan yang kita alami buruk, atau mungkin malah secara umum perubahan yang kita alami baik. Banyak orang yang baru jadi alim pada saat dewasa, atau jadi percaya diri setelah melewati ini dan itu.

Saya sendiri, berubah.

Tidak bilang lebih baik atau lebih buruk. Hanya bilang berubah. Bahkan dalam satu tahun ini. Ingat betul saya bahwa dulu saya manusia yang ingin mengejar excellency di satu bidang spesifik. Dengan cita-cita yang luar biasa jelas. Jadi scientist  di bidang fisika makanya saya kuliah fisika. Setelah masuk dunia kuliah, tetap merasa itu hal yang paling feasible sih, tapi rasanya dunia terlihat lebih luas daripada sebelumnya. Efek sampingya? Hidup relatively lebih tidak fokus, tapi begitu banyak bidang yang "setidaknya" saya bisa melakukannya. Intinya jadi labil cita-cita dan galau cinta *apadeh*.

Ada yang bilang perubahan terjadi karena adanya ketidakseimbangan. Misal, orang berubah jadi rajin dari pemalas karena dia melihat adanya ketidakseimbangan antara nilai yang dia dapat dengan harapannya. Atau bahkan revolusi prancis juga terjadi karena rakyat merasa adanya ketidakseimbangan dengan pemerintahnya. Equilibrium tidak hanya ada satu yang pasti, banyak titik-titik lainnya dimana orang bisa mencapai keseimbangannya. Panjang juga post kali ini, karena ngantuk mari kita sudahi bincang-bincangnya kali ini.

1 komentar: